Rabu, 11 Februari 2015

Pamada, Mengapa Jadi Mangajapa?


Pamada adalah sebuah karakter dalam sistem penulisan aksara Bali. Karakter ini dibentuk dari empat buah karakter lainnya, yaitu gantungan ‘ma’, akṣara lagna ‘nga’gantungan ‘ja’, dan gempelan ‘pa’ [1]. Sehingga karakter ini juga disebut dengan mangajapa, yang berarti permohonan supaya tiada halangan dalam pekerjaan. Jika dibandingkan, fungsi karakter ini sama dengan carik pareren. Namun, penggunaan pamada terbatas hanya untuk teks-teks kekawin dan parwa
Pamada memiliki dua fungsi. Yang pertama sebagai tanda permulaan suatu kakawin atau parwa (disebut panti) dan yang kedua sebagai tanda untuk mengakhirinya (disebut pamada). Pamada juga dapat dimodifikasi menjadi carik agung/pesalinan jika difungsikan untuk mengakhiri kakawin dan pergantian wirama[2].

Gambar 1. Carik Agung dibuat dengan font Bali Simbar-B